Oleh: dakwahafkn | 20 Juni 2010

AFKN Gelar Khitanan Massal di Nuu Waar

AFKN Kerjasama dengan HPA menggelar Baksos di Nuu Waar

AFKN Kerjasama dengan HPA menggelar Baksos di Nuu Waar

JAKARTA–Al Faatih Kaaffah Nusantara (AFKN), sebuah lembaga sosial dan dakwah yang peduli terhadap kegiatan dakwah di daerah pedalaman, terutama di Bumi Nuu Waar (Papua), saat ini tengah menyelenggarakan khitanan massal bagi 7500 umat muslim di Bumi Nuu Waar serta pengobatan dengan cara Tibbunnabawi (Pengobatan ala Nabi).

”Alhamdulillah, saat ini Al Faatih Kaaffah Nusantara sedang melaksanakan khitanan massal 7500 orang di tujuh kabupaten. Hal ini dilakukan dengan sasarana para muallaf serta masyarakat muslim yang ada di pedalaman,” tandas Ustadz Fadzlan Gharamatan, ketua umum AFKN kepada Republika, Sabtu (12/6).

Menurut Ustadz Fadzlan yang sejak lebih dari 10 tahun lalu sudah aktif berdakwah di daerah pedalaman, jumlah mereka yang dikhitan kali ini angkanya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. ”Mengapa jumlah peserta yang dikhitan tahun ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya? Tahun lalu jumlah yang dikhitan sedikit akibat sulitnya transportasi. Alhamdulillah tahun ini kita sudah punya fasilitas kapal dakwah, sehingga bisa dengan mudah dan cepat kita bisa berhubungan dengan satu daerah dengan daerah lainnya,” papar Ustadz Fadzlan.

Ia mengungkapkan, sebenarnya target yang ingin dicapai pada tahun ini bisa melebihi dari angka 7500 orang. Namun, karena hadiah-hadiah, sarung, baju koko yang dihimpun AFKN masih terbatas jumlahnya, sehingga yang bisa dikhitan tahun ini baru mencapai 7500 orang. ”Insya Allah tahun depan kita akan bikin dengan jumlah yang dikhitan lebih banyak lagi kepada warga yang ada di pedalaman Nu Waar.”

Selain menyelenggarakan khitanan massal bagi 7500 warga di Bumi Nuu Waar, menurut Ustadz Fadzlan, saat ini AFKN juga sedang mengadakan pengobatan Tibbunnabawi (pengobatan ala Rasulullah saw). Diakuinya, banyak warga Nuu Waar yang selama ini mengonsumsi berbagai makanan yang tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, yang akhirnya menjadi racun di dalam tubuhnya. ”Dengan tibbunabawi ini, kita ingin mengajarka kepada orang-orang muallaf dan masyarakat muslim yang ada di Nuu Waar bahwa ini merupakan pengobatan yang sangat dahsyat, pengobatan yang tidak ada tandingannya. Karena selain berobat, mereka pun mendapat pahala, karena mengikuti sunnah Rasulullah saw,” tandasnya.

Ternyata, antusias masyarakat mengikuti pengobatan cara Rasulullah saw ini sangat tinggi. ”Bahkan hingga pukul 23.00 pun masih banyak warga yang mendatangi tempat kami untuk menjalani pengobatan ala Rasulullah saw mulai bekam, rukyah dan konsultasi. Subhanallah, banyak masalah yang dihadapi para muallaf yang imannya mungkin masih kurang, karena itu kita sedang bangkitkan kembali keimanan mereka dengan tauhid kepada Allah SWT dan Rasulullah saw.”

Selain menggelar khitanan massal dan tibbunnabawi, AFKN juga membagikan jilbab kepada muslimah di pedalaman Bumi Nuu Waar. ”Tahun ini, jilbab yang bisa kita bagikan jumlahnya 1.700.000 jilbab. Sedangkan tahun sebelumnya sebanyak dua juta jilbab. Kegiatan ini semua dilakukan dalam rangka mengantarkan dakwah Islamiyah dengan memperbaiki tauhid saudara-saudara kita di Papua, baik yang sudah lama masuk Islam mau pun yang baru memeluk Islam, sehingga keimanan bertambah kuat,” jelasnya.

Menurut Ustadz Fadzlan, terselenggaranya berbagai kegiatan tersebut, tak lepas dukungan dan perhatian umat Islam dari seluruh Indonesia mulai dari pengajian-pengajian, majelis taklim, termasuk Majelis Taklim Telkomsel yang mengadakan pemberdayaan perikanan dengan cara membagikan perahu nelayan di Teluk Bentuni. ”Kami sangat berterima kasih kepada seluruh umat Islam di Indonesia yang menyumbangkan makanan, obat-obatan, sepatu, sarung, baju koko dan sandal. Termasuk juga dari HPA Malaysia, dari Bamuis BNI 46, YBM BRI dan lembaga lainnya.”

Khusus untuk pengobatan tibbunnabawi, sambung Ustadz Fadzlan merupakan kerjasama dengan Institut Teknologi Internasional HPA Malaysia yang telah memberikan beasiswa kepada 12 santri asal Papua untuk dididik cara pengobatan ala rasul. ”Ternyata menurut pimpinan tertinggi HPA Malaysia Tuan Haji Ismail bin Haji Ahmad menjelaskan anak-anak asal Papua yang telah dididik di Malaysia merupakan aset untuk kita bergerak lebih cepat mengembangkan tibbunnabawi di pedalaman Papua. Dan alhamdulillah, hasilnya sangat bagus. Sehari kita bisa mengobati 1712 orang untuk berobat,” jelas Ustadz Fadzlan penuh syukur.* (Republika)


Tanggapan

  1. subhanallah.
    sungguh mulia apa yang di lakukan mereka.
    jadi ingin berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang di lakukan.


Tinggalkan komentar

Kategori